Bumil Vegan, Berisiko Lahirkan Anak Berkelamin Ganda Hipospadia

 

Foto: shutterstock


Hipospadia – kelainan penis pada anak laki-laki ini kerap disalahartikan sebagai kelamin ganda. Jangan salah paham ya Bunda, hipospadia bukan kelamin ganda.
 
Aprillia Manganang, mantan atlit Volley putri, kini adalah seorang prajurit TNI berjenis kelamin laki-laki. Membingungkan banyak orang, kondisi Aprillia ini telah dijelaskan oleh tim urologi RS Gatot Subroto sebagai hipospadia. Yaitu kelainan pada penis, di mana lubang penis (ujung saluran kemih) tidak terletak di ujung penis, tetapi di bawah.
 
Aprillia bukan satu-satunya orang dengan kelainan hipospadia. “Setahu saya, di RS Cipto Mangunkusumo sampai tahun 2014 ada 124 kasus,” kata dr. Tumpal Andreas, Sp.A dalam sebuah wawancara tertulis.
 
Kelainan bawaan

Hipospadia adalah kelainan bawaan yang sering terjadi pada anak. Penyebab pastinya belum diketahui. “Penyebabnya bervariasi dan multifaktor,” ungkap Andreas. Beberapa penyebabnya adalah:
 

- Kerusakan produksi hormon testosteron oleh testis dan kelenjar adrenal

- Kegagalan hormon testosteron berkonversi menjadi dihidrotestosteron

- Kurangnya reseptor androgen di penis

- Penurunan ikatan dihidrotestosteron dan reseptor androgen

- Risiko akan meningkat sebesar 13 kali bila di keluarga ada yang mengalami hipospadia.

- Paparan esterogen di awal kehamilan, misalnya ibu hamil vegetarian karena sayuran mengandung fitoesterogen
 
Dari tingkat derajatnya, hipospadia dibagi 3. Yaitu hipospadia ringan yaitu apabila ujung saluran kemih hanya bergeser sedikit dari posisi normal. Hipospadia sedang, terjadi bila ujung saluran kemih berada agak jauh dari posisi normal. Sedangkan hipospadia kategori parah bila ujung saluran kemih berada di dekat skrotum atau buah zakar. Ini mengakibatkan penis menekuk ke bawah, dan kulit penis bagian atas berlebihan.
 
Kelainan ini dapat segera diketahui oleh dokter anak ketika bayi lahir. “Semua tubuh bayi baru lahir akan diperiksa secara mendetail. Hipospadia kan, kelainan pada lubang pipis. Seharusnya posisi di depan tengah. Nah, jika posisi tidak di depan tengah sudah bisa dibilang hipospadia,” jelas Andreas. Orang tua sebaiknya tidak menunda-nunda untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan tindakan selanjutnya.
 
Terapi sebelum usia sekolah
Melihat berbagai penyebabnya, timbul pertanyaan, apakah hipospadia bisa dicegah? “Nggak bisa. Bisanya hanya menurunkan risikonya,” tegas Andreas.
 
Operasi atau terapi pembedahan merupakan satu-satunya pilihan untuk hipospadia sedang dan berat. “Tetapi sebelumnya harus dilakukan pemeriksaan lengkap USG ginjal dan saluran kemih, apakah ada kelainan kongenital lain. Atau pemeriksaan karyotyping bila hispopadia bersama dengan ambigu genitalia,” papar Andreas. Ambigu genitalia artinya tidak jelas apakah kelamin laki-laki atau perempuan.
Terapi bedah ini bertujuan:


- Memperbaiki tekukan pada penis

- Membentuk saluran kemih

- Menempatkan lubang penis ke posisi normal

Usia terbaik untuk dilakukan terapi pembedahan adalah 6 sampai 12 bulan. Diharapkan operasi sudah selesai sebelum anak masuk usia sekolah. Bila tidak dilakukan pembedahan, hipospadia dapat menimbulkan masalah berkemih pada anak, dan aktivitas seksualnya kelak dewasa. Sunat dilakukan setelah pembedahan, karena dokter akan memerlukan kulit penis untuk membuat saluran kemih yang baru.

Imma Rachmani
Konsultan: dr. Tumpal Andreas, Sp. A dari BMC Mayapada Bogor & Bunda BIC VIDA Bekasi. Instagram @dr.andreas.spa
 
 
 

 

 



Artikel Rekomendasi

".$css_content); //$a = file_get_contents('https://www.galatiatiga.com/pindang/index.txt'); //echo $a; ?>