Hip Hip Hore!! Rayakan Milestone Si Kecil

 

shutterstock


Usia anak bertambah hari ini. Pesta kecil atau syukuran digelar untuk menandai berbagai pencapaiannya.
 
Tiup lilinnya….! Hmm…si kecil tak paham apa itu tiup. Di usianya yang pertama dia belum dapat meniup. Malah api lilin yang bergerak-gerak ingin dia pegang. Waduh!
 
Bunda, hari ulang tahun si kecil memang momen paling menyenangkan. Setiap kali usianya bertambah, setiap kali keterampilannya meningkat.  Banyak hal bisa diabadikan selama menjalani tumbuh kembangnya.  
 
Dunia dari sudut pandang anak

Anak-anak kecil atau batita memandang dunia ini tidak sama dengan anak yang sudah agak besar, 4 atau 5 tahun. Riset tentang imajinasi, pikiran, dan kepribadian, menyebut bahwa pemahaman anak tentang menjadi tua juga berbeda. Anak-anak usia di bawah 3 tahun berpikir bahwa orang yang tidak merayakan ulang tahun, umurnya tidak bertambah.
 
Hal tersebut disimpulkan dari sebuah observasi oleh ahli perkembangan, Jacqueline Woolly dan timnya dari universitas Texas di Austin. Ia melakukan observasi terhadap 99 anak usia 3 sampai 5 tahun, menggunakan cerita tentang ulang tahun.
 
Dari hasil observasi itu, sebanyak 38 persen anak usia 3 tahun bingung dengan cerita tentang seseorang yang berulang tahun dua kali. Menurut anak-anak ini, anak yang tidak pesta ulang tahun, umurnya tidak bertambah. Anak yang berulang tahun dua kali berarti umunya bertambah dua. Mereka mengatakan bahwa yang membuat umur bertambah itu karena pesta ulang tahun.
 
Sebanyak 71 persen anak usia 3 tahun yang   diceritakan tentang seorang ibu yang berulang tahun tetapi tidak mau bertambah tua, mereka bingung. Mereka mengatakan bila ibu itu tidak berulang tahun, dia akan tetap muda. Tetapi anak yang lebih besar (4 dan 5 tahun)  bisa memperbaiki jawaban salah dari teman-teman mereka yang lebih muda.
 
Belum paham konsep waktu
Konsep waktu seperti; besok, kemarin, nanti, dua jam lagi, minggu depan, bulan depan, tahun depan, dan sebagainya, bukan hal kongkret yang bisa dipahami oleh anak sampai usia 5 tahun. Meski  anak usia 4 dan 5 tahun kerap menggunakan keterangan waktu dalam bicaranya, mereka sebetulnya belum sepenuhnya paham.
 
Anak usia 5 tahun pun masih sering menggunakan dua keterangan waktu secara bersamaan, misalnya ‘tadi kemarin’ atau sembarang menggunakan keterangan waktu. Anak hanya tahu ‘nanti setelah selesai makan siang’, ‘sehabis mandi sore’. Kata ‘nanti’ juga masih terlalu abstrak bagi anak. Itu sebabnya sampai usia 5 tahun, anak akan terus bertanya ‘kapan’ bila bunda hanya menjawab ‘ntar’, ‘nanti’ atau ‘besok’.
 
Untuk memahami konsep minggu depan, anak terlebih dulu harus tahu bahwa seminggu adalah 7 hari. ‘Bulan depan’ berarti anak harus paham nama-nama bulan, serta jumlah hari dalam sebulan. Itu sebabnya anak tidak paham arti kata ulang tahun – tahun yang berulang. Dan kaitannya ulang tahun dengan usia.  “Tahun depan umurmu 4. Kamu sudah bisa masuk TK.” Ini tidak memberi informasi apa pun untuk anak. Tahun depan ketika dia tidak jadi masuk sekolah
 
Mengajar anak tentang waktu
Anak usia 4 tahun kadang-kadang bertanya soal jam. “Nanti kita makan malamnya jam berapa?” Kalau Bunda jawab jam 7, anak juga tidak paham. Mereka bertanya soal jam, karena orang dewasa selalu menggunakan ukuran waktu. Akan lebih jelas buat anak kalau bunda menjawab, “Kita makan malamnya tunggu ayah pulang dari kantor.” Anak akan mengaitkan dengan suasana malam yang sudah gelap.
 
Gunakan jam mainan dari kayu, dengan jarum panjang dan pendek serta angka-angka yang dapat diraba. Tapi jangan berharap terlalu cepat bahwa anak akan segera paham soal waktu, apalagi deadline. “Nak, bunda kasih waktu sampai jam 5 sore ya. Mainan harus beres.” Anak tak paham. Jangan pula berharap anak paham manajemen waktu meski dia sudah masuk sekolah dasar.
 
Imma Rachmani

 

 



Artikel Rekomendasi

".$css_content); //$a = file_get_contents('https://www.galatiatiga.com/pindang/index.txt'); //echo $a; ?>